Semester 2

DEPRESIASI


Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.

Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, ataumengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
-          nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut
-          tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

A. Definisi-Definisi

Basis, atau basis harga: biaya awal untuk mendapatkan aset (harga beli ditambah pajak), termasuk biayatransportasi dan biaya lain sampai aset tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya.
Basis (harga) yang disesuaikan: harga awal aset disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diperkenankan. Misal: biaya perbaikan aset dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan basis harga awal, dan kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal.
Nilai (harga) buku: nilai properti (aset) sesuai dengan laporan akuntansi, yang mewakili jumlah modal yang masih diinvestasikan pada aset tersebut. Sama dengan harga awal (termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena depresiasi. Nilai buku suatu aset pada akhir tahun ke-k dirumuskan dengan:

Harga pasar: nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual aset dimana masing-masing mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan.
Periode perolehan kembali (recovery period): jumlah tahun dimana basis (harga) suatu aset diperoleh kembali melalui proses akuntansi. Disebut juga umur manfaat (klasik) atau kelas properti atau umur kelas.
Tingkat perolehan kembali: persentase untuk setiap tahun periode perolehan kembali, yang digunakan untuk menghitung pengurangan karena depresiasi tahunan.
Nilai sisa: perkiraan nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga jula suatu aset jika tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya.
Umur manfaat: perkiraan periode waktu pemakaian aset (properti) dalam kegiatan produktif atau untuk menghasilkan pendapatan.

B. Metode Perhitungan Depresiasi
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1. Metode klasik, terdiri dari:
a. Metode garis lurus (straight-line, SL)
b. Metode declining balance (DB)
c. Metode sum-of-the-years-digits (SYD)
2. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost Recovery System, MACRS)




Kita hanya akan membahas 3 metode klasik saja

1 Metode Garis Lurus
Metode ini mengasumsikan bahwa aset terdepresiasi secara konstan setiap tahunnya selama umur manfaatnya.



dimana:
N = umur manfaat
B = basis harga, termasuk penyesuaian
dk = pengurangan depresiasi pada tahun ke k (1 k N)
BVk = nilai buku pada akhir tahun ke k
SVN = perkiraan nilai sisa pada akhir tahun ke N
d*k= depresiasi kumulatif selama tahun ke k

Contoh :

Tenda yang digunakan oleh tukang sate mempunyai basis harga Rp 200,000 dan umur pakainya 3 tahun. Pada akhir umur manfaatnya tidak mempunyai nilai sisa. Tentukan jumlah depresiasi tahunan menggunkan metode garis lurus. Tabelkan jumlah depresiasi tahunan dan nilai buku alat tersebut pada setiap akhir tahun.

Penyelesaian:
Contoh perhitungan untuk tahun kedua:



Tabulasi depresiasi dan nilai buku setiap tahunnya:
Akhir Th.
Ke-k
dk
BVk
0
-
Rp 200,000
1
Rp 66,666
Rp 133,333
2
Rp 66,666
Rp 66,666
3
Rp 66,666
0





2 Metode Declining Balance
Disebut juga metode persentase konstan atau formula Matheson, dengan asumsi bahwa biaya depresiasi tahunan adalah suatu persentase yang tetap dari nilai buku awal tahun. Rasio depresiasi tersebut dilambangkan dengan R (0 R 1), dimana R = 2/N (jika digunakan 200% DB) atau R = 1.5/N (jika digunakan 150% DB).
Persamaan- persamaan yang berlaku untuk metode DB:


Kelima persamaan tidak memuat term SV (nilai sisa).

Contoh :

Gerobak yang digunakan oleh tukang Gado-gado mempunyai basis harga Rp 2,000,000 dan umur pakainya 3 tahun. Tentukan depresiasi dengan metode declining balance jika (a) R=2/N dan (b) R=1.5/N

Penyelesaian:
Contoh perhitungan untuk tahun ke-2.

(a)

(b)


Depresiasi dan nilai buku tahunan untuk R = 2/N = 0.67 diperlihatkan pada tabel berikut:

Akhir Th.
Ke-k
dk
BVk
0
-
Rp 2,000,000
1
Rp 1,340,000
Rp 660,000
2
Rp 442,200
Rp 217,800
3
Rp 145,926
Rp 71,874





3 Metode Sum-of-the-Years-Digits (SYD)
Digit yang digunakan pada metode SYD adalah sisa umur manfaat dari aset. Faktor depresiasi adalah sisa umur aset dibagi dengan jumlah total digit. Contoh untuk aset dengan umur manfaat 5 tahun:

Tahun, k
Sisa umur aset
Faktor depresiasi SYD
1
5
5/15
2
4
4/15
3
3
3/15
4
2
2/15
5
1
1/15
Jumlah digit = 15


Persamaan umum untuk mencari biaya depresiasi tahunan:


 Nilai buku pada akhir tahun ke-k:


Depresiasi kumulatif pada tahun ke-k:

d*k = B - BVk


Contoh :

Peralatan masak pada sebuah restoran mempunyai basis harga Rp 500,000 dan umur manfaat 2 tahun. Tabulasikan depresiasi tahunan dan nilai buku akhir tahunnya.

Penyelesaian:
Contoh perhitungan untuk tahun pertama:

Depresiasi dan nilai buku tahunan:

Akhir Th.
Ke-k
dk
BVk
0
-
Rp 500,000
1
Rp 333,333
Rp 166,666
2
Rp 166,666
Rp 0





Sumber :
http://staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek_depresiasi.pdf (dengan perubahan)